Selasa, 05 Mei 2009
Penyebaran virus H1N1 atau dikenal flu babi dinilai berdampak buruk pada pemulihan ekonomi. "Jika flu ini menyebar luas ke Asia, bisa berdampak pada pemulihan ekonomi," kata Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Haruhiko Kuroda di Nusa Dua, Bali Selasa (5/5).
Varian virus baru yang ditemukan di Meksiko itu kini berada di level 5, mendekati level 6 yakni pandemi. Menurut Kuroda, jika flu babi mencapai level pandemi, maka hal ini akan berdampak pada sektor pariwisata dan industri.
"Ini akan berdampak pada perekonomian secara keseluruhan," tandasnya.
Padahal, semua negara sudah berupaya memulihkan dirinya dari dampak ekonomi global. Salah satunya dengan pemberian stimulus fiskal yang akan memitigasi dampak krisis tersebut.
Kendati begitu, Kuroda yakin kawasan Asia yang berpenduduk besar sudah siap dengan langkah-langkan antisipasi.
"Pemerintah maupun masyarakat Asia cukup siap untuk mencegah penyebaran flu ini. Dan sudah terdapat beberapa langkah yang ditempuh sebagai pencegahan," ungkapnya.
Menurut Kuroda, Asia relatif tidak terinfeksi penyebaran virus flu babi. Meskipun, flu babi mulai menyerang kawasan Asia melalui Hongkong yang baru terinfeksi.
"Jika situasi ini berkembang jadi lebih serius di kawasan Asia Pasifik kami tentu saja akan menyediakan dukungan keuangan bagi negara-negara yang terkena dampaknya," ungkapnya.
(sumber:suaramerdeka.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar