Sudah lama sekali sebenarnya saya ingin mempublikasikan tulisan saya ini di blog saya tapi masih saja banyak kegiatan yang menyita saya sehingga tertunda lah acara posting di blog ini. Tapi tidak apa, lah... Toh akhirnya saya bisa menyempatkan untuk menulis publikasi yang isinya nanti berkaitan tentang perasaanku setelah beberapa bulan "ditinggal" oleh temanku, Hanik Rofi'ah yang sekarang sudah kuliah di IAIN Sunan Walisongo Semarang.
Dulu, ketika saya pertama kali mendengar kabar bahwa dia tidak diterima di UIN Jogjakarta, pikir saya dia akan mandeg dulu selama setahun baru setelah itu akan mencoba mendaftar lagi di universitas lain. Ternyata dugaanku tersebut salah, pasalnya dia malah mendaftarkan dirinya di IAIN Walisongo Semarang dan mengambil Jurusan Pendidikan Matematika. Senang bercampur kaget saat menerima kabar itu. Setelah itu waktupun berlalu...
Kegiatanku pasca "tanpa" dia seperti biasa saja, tidak ada perubahan yang berarti. Sering-sering saya berkontak dengan temanku tersebut hanya sekedar menghilangkan rasa kangen. Tapi siapa sangka, hal itu malah menjadi bumeran bagi diriku sendiri. Bagaimana tidak, pernah suatu waktu aku mencoba "memaparkan" isi hatiku ke dia--tentunya tidak mengungkapkan secara langsung-- sebuah jawaban yang dalam hatiku tidak menginginkannya masuk ke inbox hapeku. Hmm.... Isinya berkenaan dengan "penolakan" secara halusnya tentang hubungan saya dengan dia. Dilihat-lihat beberapa kalipun isinya akan sama saja: "penolakan" secara halus! Awalnya memang tidak bisa menerima, tetapi lambat laun perasaan memaklumi hal itu dengan berbagai pertimbangan ini dan itu.
Kejadian itu sedikit banyak membuatku "renggang" dengan dia. Terbukti jika saya dulu tiap hari mengirim sms ke hp nya bisa sampai 4-5 kali, tapi setelah kejadian itu, paling banyak hanya 5 kali seminggu. Hal yang tidak mustahil dilakukan oleh seorang laki-laki saat perasaannya ditolak, baik secara halus maupun kasar. Tidak berlebihan jika saya mengatakan pada diri saya ini "sedang patah hati".
Di balik itu semua, sebuah harapan saya sandarkan padanya, yaitu semoga saat di sana, dia berhasil mencapai apa yang ingin dia raih: tentunya belajar dan mendapatkan prestasi.
Oh, IAIN Walisongo...
Minggu, 20 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar