Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Pernah diriku secara tidak sengaja mendengar sebuah lagu Kepompong-Sindentosca yang reffrain-nya seperti yang tertulis di atas. Liriknya terdengar sederhana dan memang sangat sederhana. Namun, yang ingin saya review bukan pada "sederhananya" tersebut, melainkan saya kaitkan dengan tulisan yang secara terpisah pernah saya temukan di sebuah buku. Jika saya tidak salah, tulisah tersebut mengisahkan seekor yang berjuang untuk menjadi bentuk sempurnanya: menjadi kupu-kupu yang indah dan mempesona. Benarkah dalam proses yang bagi kepompong "malang" tersebut sangat memberatkan dan sarat akan nilai manfaat.
Suatu ketika ada seseorang yang secara tidak sengaja ingin menolong kepompong tersebut agar proses pelepasan "cangkang" lebih cepat. Namun apa yang terjadi? kupu-kupu muda yang seharusnya bisa menikmati hidupnya dengan terbang di alam bebas, harus mati menggelepar karena sayap-sayapnya tidak bisa difungsikan dengan baik. Hal itu menimbulkan pertanyaan pada diri orang tersebut. "Kenapa bisa?". Jawabannya ada pada usaha. Ya, usaha. Ternyata usaha susah-payah yang dilakukan oleh calon kupu-kupu itu ada maknanya. Saat calon kupu-kupu menggerakkan badannya untuk berusaha keluar dari kepompong, secara kodrad alam menjadi alat latihan untuk memompa darah ke sayapnya.
Dari pelajaran singkat tersebut, saya mengambil satu garis besar yang bisa dipetik, tidak lain dan tidak bukan adalah usaha untuk mencapai sesuatu. Semua usaha baik di dunia ini tentunya memiliki dampak yang baik pula bagi--setidaknya--yang melakukan usaha itu sendiri. Kalau dianalogikan dengan kupu-kupu tadi, usaha berbanding lurus dengan hasil. Semakin besar usaha yang dilakukan, maka semakin optimal hasil yang dicapai, begitu pula sebaliknya. Sedemikian dahsyatnya manfaat usaha dan kerja keras sehingga Nabi Muhammad memerintahkan kita untuk ber-ijtihad (berusaha) untuk mencapai hasil yang menggembirakan. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar