Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Januari 2009

Fadel Shaker-Ya Ghayeb

1 komentar



Lagu ini sebenarnya sudah cukup lama saya dengarkan. Namun berhubung tidak mengerti judulnya jadinya saya cuma mendengarnya saja tanpa tahu siapa penyanyinya dan judul lagunya.

Tapi, kemarin siang saya browsing lagu-lagu arab lewat google dan tanpa sengaja saya menemukan lagu ini. ternyata judulnya adalah Ya Ghayeb yang dinyanyikan oleh Fadel Shaker. Hmm... Ternyata yang nyanyi keren juga ya... hehehe....


Lagu ini cukup romantis bagi yang paham bahasa arab. Lagu ini bercerita kekaguman Fadel Shaker kepada seorang wanita sehingga selalu teringat sang pujaan hatinya.

Bagi Anda yang mungkin suka dengan lagu ini, silakan download di sini.

Jumat, 16 Januari 2009

Senjata Kimia Sudah Digunakan Sejak Zaman Romawi

0 komentar
LONDON, KAMIS - Andai Israel benar-benar menggunakan senjata kimia untuk membinasakan militan Hamas di Jalur Gaza seperti dituduhkan sejumlah dokter di Palestina, mungkin saja tindakan tersebut terinspirasi bangsa Persia saat melawan tentara Romawi. Saat itu orang-orang Sasania dari Kerajaan Persia menggunakan zat kimia untuk mematikan tentara Romawi di terowongan bawah tanah.

Peperangan di bawah tanah tak dapat dihindari tantara Romawi karena orang-orang Persia menggunakan taktik tersebut saat berusaha mengambil alih Kota Dura-Europos di Suriah. Untuk menjebol benteng Romawi, orang Persia menggali terowongan-terowongan di bawah tanah. Sebagai balasan, tentara Romawi pun membangun terowongan untuk mencegah orang Persia memasuki kota.

Pada penggalian antara tahun 1920-1930 ditemukan 20 orang tentara Romawi yang tewas dengan posisi tak wajar. Mereka tewas di satu tempat di dalam terowongan sempit selebar 2 meter dan panjang 11 meter. Saat ditemukan masing-masing masih dalam keadaan berbaring namun siaga dengan senjata tetap di tangan.

"Untuk membunuh 20 orang di ruangan dengan lebar dan tinggi kurang dari 2 meter dan panjang 11 meter, butuh sekadar senjata tangan atau senjata yang tersembunyi," ujar Simon James, arkeolog dari Universitas Leicester Inggris. Setelah melakukan investigasi, James yakin sejumlah tentara Romawi yang tewas pada pertempuran tahun 256 itu bukan karena sabetan pedang atau tusukan tombak melainkan mati lemas.

Ia mengatakan orang-orang Persia mungkin menggunakan bitumen dan krsital sulfur untuk menaklukkan tentara Romawi. Jika dibakar, zat kimia ini menghasilkan asap tebal. Asap beracun itu dapat membunuh seseorang dalam hitungan menit apalagi tentara Romawi tak punya waktu meninggalkan terowongan bawah tanah.

Orang Persia mungkin menyadari bahwa tentara Romawi juga membangun terowongan tandingan. Mereka telah menyiapkan jebakan di terowongannya dan begitu tentara Romawi masuk, asap tebal dipompa ke dalam. Penggunaan senjata asap banyak diceritakan dalam naskah-naskah klasik dan inilah salah satu yang kemungkinan besar dilakukan orang-orang Sasania. Meski demikian, Persia gagal menaklukkan kota tersebut.

Jika analisis James benar, ini merupakan bukti tertua penggunaan senjata kimia dalam peperangan. Nah apakah Israel juga akan melakukan taktik yang sama untuk mengentikan terowongan Hamas di Gaza. Sejauh ini, angkatan udara Israel lebih memilih menghancurkan pintu masuk terowongan yang dibuat di perbatasan Mesir.

Polusi Karbon dari Layanan Google?

0 komentar
JAKARTA, SELASA - Jangan menyangka aktivitas pengguna Internet tidak menyebabkan global warming (pemanasan global). Setiap kali Anda memanfaatkan layanan di Google, tanda sadar Anda telah menyumbang polusi.

Hasil penelitian fisikawan dari Universitas Harvard Alex Wissner-Gross menyimpulkan setiap kalai mesin pencarian Goole bekerja rata-rata menghasilkan 7 gram karbon dioksida. Artinya dua kali pencarian saja sudah menghasilkan 14 gram atau setara dengan karbon sioksida yang dihasilkan saat seseorang merebus seceret air dengan kompor listrik.

Emisi karbon ini dihitung dari konsumsi listrik yang dibutuhkan komputer pengguna hingga energi yang dihabiskan data center Google yang beroperasi di seluruh dunia. Penggunaan nergi yang besar berarti emisi nkarbon dioksida yang besar pula mengingat sebagain besar pembangkit listrik yang digunakan saat ini masih berbasis sumber energi fosil.

Namun, temuan tersebut dibantah Google. Dalam blog resminya Google menilai hasil perhitungan tersebut terlalu tinggi. Google tidak memungkiri bahwa layanan menyedot energi namun hanya setara dengan melepaskan 0,2 gram karbon untuk setiap kali pencarian.

Google mengklaim setiap kali pencarian rata-rata dibutuhkan 0,2 detik. Akses ke server untuk setiap kali pencarian hanya dalam skala seperseribu detik. Jiak Goole rata-rata membutuhkan energi 0,0003 kWh untuk setiap kali pencarian, maka jumlah karbon yang dikeluarkan setara dengan 0,2 gram setiap kali pengguna melakukan pencarian.

"Kami telah menurunkan begitu banyak penggunaan energi di data center kami, namun kami juga masih menginignkan sumber listrik yang bersih dan murah untuk memasok kebutuhan energi kami," ujar Google dalam pernyatannya. Pada tahun 2007, Google membentuk Climate Savers Computing Initiative sebagai konsorsium non profit yang berkomitmen menekan penggunaan energi di tingkat konsumen hingga setengahnya mulai tahun 2010 dan menurunkan emisi karbon dioksida 54 juta ton per tahun.

Meski demikian, Wissner-Gross menyatakan layanan seperti Google tetap akan menyedot energi sangat besar. Ia mengatakan untuk meningkatkan kemampuan mesin pencarian, penyedia layanan harus menghabiskan energi lebih besar. Penelitian terakhir yang dilakukan firma analis Gartner menunjukkan layanan IT saat ini menyumbang dua persen emisi karbon diosksida di seluruh dunia.

Sumber : www.kompas.com