Purbalingga (ANTARA News) - Tim dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudpora) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (7/9), menemukan dua batu beliung persegi yang diperkirakan peninggalan masa Neolitikum.
Batu beliung tersebut ditemukan di Desa Tunjungmulih, Kecamatan Karangmoncol, atau sekitar 700-800 meter arah barat daya lokasi ditemukannya menhir (batu tempat pemujaan, red.) pada Agustus lalu.
"Dengan temuan batu beliung ini, wilayah Tunjungmulih ketika masa prasejarah kemungkinan menjadi daerah pertanian," kata Arkeolog Disbudparpora Purbalingga, Adi Purwanto.
Penemuan batu beliung tersebut, kata dia, berawal dari observasi permukaan di sekitar temuan batu menhir.
Menurut dia, observasi dilakukan pada radius 0-400 meter, 400-800 meter, dan 800-1.000 meter dari lokasi awal temuan menhir.
Dalam radius 700-800 meter arah barat daya temuan menhir, lanjutnya, ditemukan serpihan batu beliung dan selanjutnya dilakukan penggalian sedalam 0,5 meter hingga ditemukan dua buah batu beliung masing-masing berukuran 20x6 sentimeter (cm) dan 15x1,5 cm.
"Temuan batu tersebut saat ini kami simpan di Museum Profesor Soegarda Purbakawatja. Dalam waktu dekat, kami bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta akan melakukan observasi permukaan lanjutan," katanya.
Sebelumnya, di sekitar lokasi penemuan beliung, telah ditemukan dua buah menhir peninggalan zaman megalitikum. Dua menhir ini sangat simetris dengan mata angin, yakni mengarah tepat utara-selatan dan timur-barat.
Terkait hal itu, Adi Purwanto mengatakan, menhir yang menghadap simetris dengan mata angin juga pernah ditemukan di Kabupaten Limapuluhkota (Sumatera Barat), Pasemah (Sumatera Selatan), dan Toraja (Sulawesi Selatan).
"Hanya saja, menhir di tiga tempat itu ditempatkan berdiri tegak, sedangkan menhir di Karangmoncol diletakkan tertidur," katanya.(*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar