PADANG, KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter di Sumatera Barat, Rabu (30/9), tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi warga lokal, tapi juga sanak keluarga mereka yang tinggal di berbagai pelosok di Indonesia.
Terlebih, jaringan telepon di Padang dan sekitarnya turut porak-poranda, sehingga menyulitkan komunikasi. Maka, tidak ada pilihan lain kecuali pulang ke kampung halaman mereka.
Para korban gempa yang selamat tentu membutuhkan penguatan dari anggota keluarga mereka. Mohammad Suryo (40) adalah salah satunya.
Gempa yang merobohkan ratusan bangunan di Sumbar itu memaksanya kembali ke Pariaman, Sumatera Barat. Padahal demi alasan menabung, Suryo, yang telah merantau ke Jakarta selama 20 tahun itu bahkan memutuskan tidak mudik ke Ranah Minang pada Idul Fitri 2009.
"Tapi, yang ini beda. Orangtua saya turut menjadi korban gempa," ujar Suryo kepada Kompas.com, Jumat (2/10), di Bandar Udara Minangkabau, Padang.
Suryo awalnya tidak dapat menghubungi kedua orangtuanya pada Rabu (30/9). Padahal, pria yang sehari-hari berdagang di kawasan Cinere ini telah mencoba menelepon ibunya puluhan kali sambil menonton tayangan televisi.
"Saya sangat panik waktu itu," kenangnya.
Akhirnya, pada Kamis (1/10) siang, Suryo berhasil menghubungi kedua orangtuanya.
"Alhamdulillah, orangtua saya luka-luka ringan. Ketika gempa terjadi, orangtua saya sedang menghadiri acara di luar sehingga tidak tertimpa bangunan," katanya.
Nasib rumah orangtua Suryo tidak sebagus nasib orangtuanya. Rumah yang ditinggali sejak kanak-kanak itu rusak cukup parah. Sebagian atap rumahnya rusak parah. Begitu juga dengan perkakas dan lantai rumahnya.
Nasib serupa dialami William (26). Demi mengetahui kondisi orangtuanya yang tinggal di Ula Karang, Padang, pria yang bekerja di Ibu Kota ini mengambil cuti dan pulang ke Padang.
Akibat gempa, orangtuanya mengalami luka-luka ringan. Namun, William tetap ingin melihat kondisi orangtuanya secara langsung.
"Orangtua saya tinggal sendiri. Dua kakak saya berada di luar (negeri)," ujarnya.
William mengatakan, dirinya belum memutuskan kapan akan kembali bekerja di Jakarta. "Tergantung situasi dan keadaan orangtua," ujarnya singkat.
Sumber: www.kompas.com
Jumat, 02 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar