INILAH.COM, Jakarta- Caitlin O'Connell-Rodwell menemukan kemampuan yang mengagumkan dari seekor gajah saat ia bekerja di Afrika satu dekade lalu. Ia menemukan hal itu karena pernah melihat ciri-ciri yang serupa pada serangga saat ia masih belajar di University of Hawaii.
Saat ini ia adalah seorang ilmuwan dengan spesialisasi dalam perilaku ekologi di Stanford University. Riset yang ia pelopori menunjukkan bahwa banyak hewan berkomunikasi melalui gelombang kejut halus yang berjalan di sepanjang permukaan bumi.
Beberapa teori menyatakan beberapa binatang mungkin dapat memprediksi gempa bumi karena ada tanda-tanda lemah yang tiba sebelum gelombang kejut utama. Jadi jika gajah, serangga, dan beberapa orang dapat merasakan sinyal seismik, apakah ada binatang yang dapat memprediksi gempa bumi sebelum terjadi? O'Connell-Rodwell berpikir mungkin ada sesuatu untuk itu, tapi ia mengatakan bukti masih kurang.
Setelah bencana tsunami 2004 melanda Asia Tenggara, ada laporan bahwa gajah di Thailand menjadi gelisah dan berlari ke tempat yang lebih tinggi bahkan sebelum gelombang menghantam pantai. Diperkirakan gajah itu bisa merasakan gelombang kejut kecil sebelum gelombang kejut besar menghantam daerah itu.
O'Connell-Rodwell menunjukkan bahwa sekelompok gajah di taman nasional Sri Lanka yang telah dilengkapi dengan penjejak satelit, tidak bergerak sama sekali sebelum tsunami melanda. Tapi gelombang seismik memiliki perilaku berbeda di tiap tanah, sehingga memungkinkan tanda-tanda pendahuluan dapat dideteksi di Thailand, tetapi tidak Sri Lanka.
Meskipun beberapa eksperimen di Jepang dan Cina menunjukkan bahwa beberapa binatang, bahkan ikan lele, dapat memprediksi gempa bumi, catatan mengenai itu tetap tidak lengkap. O'Connell-Rodwell mengatakan, semua itu menunjukkan bahwa masih ada banyak hal yang harus dipelajari dari komunikasi antara hewan.
Sumber : www.inilah.com
Senin, 05 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar